Jakarta - Film Di Balik 1998 mengambil data dari buku-buku yang sudah dipublikasi sebelumnya, yakni buku B.J. Habibie, Fadli Zon, dan Sintong Panjaitan. Ini yang dijadikan dasar data yang bisa dipertanggungjawabkan.
Hal ini diungkapkan Lukman Sardi, sutradara film Di Balik 1998, dalam jumpa pers pemutaran film di Jakarta Teater, pada 7 Januari 2015.
"Kita dapat data dari buku-buku yang sudah dipublikasi seperti buku B.J. Habibie, Fadli Zon, dan Sintong Panjaitan. Dan juga film ini diinterpretasikan," kata Lukman.
Tim riset juga melakukan wawancara dengan pelaku pada peristiwa 1998," Riset selama 3 bulan disertai dengan penulisan ceritanya," kata Lukman.
Ia mengatakan untuk editing pertama butuh waktu sampai empat jam, "Ini film pertama saya sebagai sutradara, jadi banyak maunya. Akhirnya diedit sampai 107 menit. Tidak ada sensor dari LSF dan ini film untuk usia 13 tahun ke atas," kata Lukman.
Sementara itu, produser film Di Balik 1998, Affandi Abdul Rachman, mengatakan semua pihak diwawancarai dalam film ini, termasuk Wiranto dan dari kalangan aktivis.
Menurutnya, banyak sudah diwawancarai, tapi angle film lebih kepada drama keluarga, dan percintaan, dengan latar belakang peristiwa Mei 1998. "Pihak TNI sendiri kan tidak diceritakan, hanya dari sisi cerita prajurit," katanya.
Kisah ini bercerita tentang Bagus (Donny Alamsyah), letnan dua TNI AD, berada dalam situasi bimbang ketika harus berhadapan dengan situasi yang luar biasa. Tanggung jawab sebagai petugas pengamanan harus berbenturan dengan kewajiban utamanya untuk menjaga Salma (Ririn Ekawati), istrinya yang pegawai Istana Negara, sedang hamil besar.
Sedangkan Chelsea Islan (Diana), aktivis reformasi mahasiswa, harus berbenturan pendapat ketika mengetahui Salma kakaknya hilang di tengah peristiwa kerusuhan dan mempertanyakan Bagus tidak bisa menjaga Salma. (rep01/tco)